Selasa, 28 Juni 2016

METODE GEOMAGNETIK

assalamualaikum wr.wb
ada beberapa metode-metode dari geofisika, salah satunya adalah metode geomagnetik..
Nah, kali ini saya menulis tentang apa sebenarnya metode geomagnetik itu, selamat membaca..

A.  Pendahuluan
Dalam paper ini penulis akan membahas mengenai metode geofisika yang terkhusus metode geofisika magnetic. Seperti yang kita ketahui, geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.
Bumi sebagai tempat tinggal manusia secara alami menyediakan sumber daya alam yang berlimpah. Kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat melimpah, sehingga kita sebagai generasi penerus bangsa harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada tersebut untuk kesejahteraan bangsa. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam tersebut memang menjadi kendala bagi kita untukmelakukan eksplorasi terhadap kekayaan alam yang kita miliki tersebut. Sehingga kita merasa perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam perut bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode survei geofisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain
1.  Metode Geolistrik
2.  Metode Seismik
3.  Metode GPR
4.  Metode Gravity
5.  Metode Magnetik


B. Sejarah Metode Magnetik
Nah, kita ketahui ada beberapa metode-metode geofisika yang sering dilakukan apalagi dalam eksplorasi emas dan tembaga ada banyak sekali metode geofisika yang dapat digunakan bergantung pada jenis mineralisasi  yang  membentuk cadangan tersebut, salah satunya adalah metode  magnetik.
Metode magnetik pada dasarnya adalah metode yang memetakan gangguan lokal pada medan magnet bumi yang disebabkan oleh variasi kemagnetan batuan. Metode ini adalah  metode geofisika tertua yang dikenal oleh manusia. Sejarah metode ini dimulai dari kompas magnetik yang pertama ditemukan di Cina ± 3000 tahun yang lalu. Kemudian pada tahun 1600, William Gilbert mempublikasikan esai “de magnete” yang menyatakan bahwa bumi adalah sebuah magnet. Karl Fredrick Gauss menyimpulkan dari analisis matematika bahwa medan megnet berhubungan dengan rotasi bumi. Dalam perkembangannya kompas digunakan dalam eksplorasi di Swedia. Alat magnetometer pertama kali diciptakan dan digunakan pada Perang Dunia II untuk mendeteksi kapal selam. Saat ini metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang paling banyak digunakan orang karena selain mudah penggunaannya juga murah pemakaiannya.

C.  Pengertian Metode Magnetik
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkandalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar  bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar  belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar.Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metodemagnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
Ada beberapa hal penting yang harus kita ketahui mengenai metode magnetic, antara lain :
1.      Pengukuran Medan Magnetik
Medan magnet yang terukur oleh alat magnetometer adalah gabungan dari medan magnetik utama bumi (dari inti luar bumi). Medan magnetik eksternal (medan magnetik dari luar bumi seperti matahari dan bulan) dan medan magnetik kerak bumi (mineral magnetik di kerak bumi).
2.      Magnetometer
Magnetometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas medan  magnetik. Magnetometer pada mulanya diletakkan di pesawat terbang untuk mendeteksi kapal selam. Dalam perkembangannya telah diciptakan magnetometer portable yang mudah dibawa-bawa dan juga magnetometer yang digunakan untuk dimasukkan ke dalam lubang bor.
3.      Survey Magnetik
Survey magnetik dapat dilakukan di darat, udara dan juga dalam lubang bor.Survey magnetik udara Survey magnetik udara dapat mencakup daerah yang luas dalam waktu yang singkat. Survey ini biasanya dilakukan dengan menggunakan pesawat fuxed wing atau helikopter. Biayanya lebih murah bila dibandingkan dengan survey di darat. Disamping itu kualitasdata yang dihasilkannya juga bagus sehingga dapat digunakan sebagai konsep baru dalam penentuan target eksplorasi. Gangguannya (noise) kecil dan dapat mencakup daerah yang sulit.
a.       Survey magnetik darat
Survey magnetik darat dapat dipakai melokalisir anomali secara akurat. Sinyal dari sumber magnetik yang lemah dapat terukur dengan survey survey ini sinyal dari sumber yang dangkal dapat ditingkatkan. Kelemahan dari survey ini adalah lembap dalam pelaksanaannya, banyak noise dan hanya dapat dilaksanakan pada daerah yang dapat diakses oleh manusia.
b.      Survey magnetik dalam lubang bor
Yaitu survey yang dilakukan ketika kita sudah membuat lubang bor . Sinyal dari sumber magnetik yang lemah dapat terukur karena kita sudah mendekati mineral yang akan kita teliti.

D. Macam-Macam Medan Magnetik
            Medan magnetic dapat dibedakan menjadi antara lain :
a.    Medan magnetik utama
Medan magnetik utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama (lebih dari satu tahun) mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2. Proses rata-rata ini tidak menghilangkan beberapa medan periodik yang berasal dari luar demikian juga spektrum panjang gelombang dari medan magnetik utama dan medan magnetik lokal (Brooke, 1966). Karena medan magnetik utama bumi berubah terhadap waktu maka untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnetik bumi, dibuat standard nilai yang disebut dengan International Geomagnetics Reference Field (IGRF). Harga medan magnet utama ini ditentukan berdasarkan kesepakatan internasional dibawah pengawasan International Association of Geomagnetic and Aeronomy (IAGA).
GRF diperbaharui tiap 5 tahun sekali dan diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Nilai-nilai IGRF tersebut dibuat kontur isomagnetik yang menggambarkan kontur, dimana kontur tersebut mempunyai nilai deklinasi, inklinasi dan intensitas medan magnetik yang sama. Peta kontur ini menunjukkan variasi medan magnetik di permukaan bumi dan digunakan sebagai data referensi yang memperlihatkan distribusi intensitas, deklinasi dan inklinasi medan magnetik bumi. Untuk periode tahun 2000 – 2005 (dimana penelitian yang dilakukan termasuk dalam jangkauan periode ini). Intensitas medan magnetik bumi berkisar antara 25.000 – 65.000 nT, sedangkan untuk wilayah Indonesia daerah yang terletak di utara khatulistiwa mempunyai intensitas sekitar 40.000 nT dan di selatan khatulistiwa berkisar 45.000 nT. Ada beberapa teori yang membahas penyebab medan magnetik utama, diantaranya teori magnetisasi permanen, teori perputaran muatan listrik, teori perputaran benda masif, induksi badai magnetik dan teori exsitasi diri dynamo.
b.    Medan magnetik transien
Berdasarkan tempat sumbernya maka medan magnetik transien dibagi menjadi dua yaitu, medan magnetik transien eksternal dan medan magnetik internal. Medan magnetik transien eksternal atau disebut medan magnetik luar adalah medan transien yang sumbernya berasal dari luar bumi (ionosfer, magnetofer). Medan magnetik ini  merupakan medan magnetik yang dihasilkan dari oleh pengaruh proses pelepasan partikel tersebut dengan medan magnetik utama serta dengan partikel atau ion-ion yang ada di angkasa. Beberapa peristiwa yang menyebabkan medan ini diantaranya adalah drift dari konduktivitas plasma (plasma adalah bagian dari angkasa luar yang mempunyai muatan positif dan negatif yang jumlahnya sama), absorpsi radiasi elektromagnetik matahari oleh ionosfer dan perambatan gelombang radio di ionosfer (Parkinson, 1983). Medan magnetik transien ini diklasifikasikan dalam beberapa bagian:
1. Regular storm field, lokasi sumber medan magnetik ini berada di magnetosfer dengan intensitas berkisar antara 150 nT sampai dengan 500 nT dan periodenya berkisar antara 4 sampai 10 jam serta berulang dalam waktu 2 sampai 3 hari.
2. Irregular storm field & Substorm, sumber medan ini berada di ionosfer dan magnetosfer, medan ini mempunyai intensitas antara 100 nT sampai 200 nT dan sifatnya sama di permukaan bumi dengan periode antara 5 sampai 100 menit.
3. Diurnal variation, sumber dari medan ini berada di ionosfer dengan intensitas 50 sampai 200 nT dengan pcriode 24, 12, dan 8 jam dan sifatnya global.
4.  Pulsation, medan ini bersumber di magnetosfer dcngan intensitas medan antara beberapa nanotesla dengan sifat global dan mempunyai periode 1 sampai 300 detik, mekanisme penyebabnya adalah osilasi gelombang hidromagnetik dalam magnetosfer pada ketinggian satu sampai enam kali jari-jari bumi.
Medan magnetik transien internal adalah medan magnetik transien yang sumbernya berasal dari bumi. Medan magnetik transien ini berdasarkan macam sumbernya dibagi menjadi:
a.) Medan Vulkanomagnetik yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanik gunungapi yang berhubungan dengan tekanan dan suhu, dengan intensitas berkisar antara 3,5 nT sampai 10 nT.
b.) Medan magnetik elektrofiltrasi yang dihasilkan oleh aliran air hujan yang mengalir di celah-celah batuan di sekitar stasiun pengukuran.
c.) Medan magnetik induksi yang dihasilkan oleh batuan sekitar yang mempunyai konduktivitas tertentu, yang dipengaruhi oleh struktur geologinya. Sebagai medan penginduksinya adalah medan magnetik transien eksternal.


c. Medan magnetik lokal/anomaly
Medan magnetik lokal sering juga disebut medan magnetik anomali (crustal field). Medan magnetik ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnetik seperti  magnetite , titanomagnetik dan lain-lain yang berada di kerak bumi. Dalam survei dengan metode magnetik variasi medan magnetik yang terukur di permukaan inilah yang menjadi target dari pengukuran (anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi. Medan remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnetik remanen sama dengan arah medan magnetik induksi maka anomalinya bertambah besar, demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnetik utama bumi.


E.     Kelebihan dan kekurangan Metode Magnetik
                  Metode Magnetik selaku salah satu metode geofisika tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan, diantaranya sebagai berikut:
1.      Kelebihan Metode Magnetik
a.      Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical, umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Umumnya tubuh intrusi, urat hydrothermal kaya akan mineral ferromagnetic (Fe3O4, Fe2O3) yang memberi kontras pada batuan sekelilingnya.
b.      Mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu efektif digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potansi Geothermal.
c.       Data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomaly magnetic yang ingin diselidiki.
2.      Kekurangan Metode Magnetik
Setiap jenis batuan di bumi walaupun dalam pengklasifikasian atau penamaannya sama, dapat saja mempunyai sifat dan karakteristik yang spesifik akibat peristiwa geologi yang dialaminya. Sehingga bisa memberikan data yang didapat bisa berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya di bawah permukaan.

Dari penjelasan di atas maka dapat diintegrasikan dalam ayat Al-Qur’an yaitu surah Ar-Ruum : 25 sebagaimana dapat dilihat dibawah ini :
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ
Terjemahannya : “ dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Apabila Dia memanggil kamu sekali dari bumi, seketika itu juga kamu keluar dari (kuburnya).







DAFTAR PUSTAKA

https://fisikabumi.wordpress.com/tag/metode-magnetik/
http://dokumen.tips/documents/ metode-geomagnetik-55c9c6c7be9d1.html. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar