BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya.
Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi,
bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,
pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu
planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam,
melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak
mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena
itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata
surya.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari
puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa
yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di
pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan
nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula
tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi
Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan
yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana proses terbentuknya bumi?
2.
Bagaimana bentuk dan ukuran dari bumi?
3.
Apa saja komposisi dari bumi?
4.
Apa bagian-bagian dari bumi?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui proses terbentuknya bumi.
2.
Agar dapat mengetahui bentuk dan ukuran dari bumi.
3.
Dapat mengetahui komposisi dari bumi.
4.
Untuk mengetahui bagian-bagian dari bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Terbentuknya Bumi
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara
bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses
pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya,
bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau
perbedaan unsur.
2. Pembentukan
perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material
besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat
jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi
menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar,
dan kerak bumi.
Adapun teori
– teori tentang pembentukan bumi adalah sebagai berikut :
aa. Teori Kabut
Kant
Sejak
jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis
terhadap gejala-gejala alam.Dalam
teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul
menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan
kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang
sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan
memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian
menjadi planet-planet dalam tata surya.
bb. Teori Planetesimal
Teori
Planetisimal adalah salah satu
teori yang menerangkan tentang proses pembuatan Tata Surya.
Teori ini dicetuskan oleh seorang astronom
bernama Forest Ray Moulton
dan seorang geolog
bernama Thomas C. Chamberlin
dari Universitas Chicago, yang kemudian namakan teori mereka ini dengan nama
Teori Planetisimal.
Teori
ini menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang
melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan matahari.
Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan daya pasang di bagian gas Matahari. Akibatnya, massa
gas
terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit.
Karena daya tarik Matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi
Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya kemudian berubah menjadi
cairan kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada
sekarang, termasuk Bumi.
c. Teori Pasang Surut Gas
Teori
ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang
surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas.
Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat
kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi
(60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir
sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam
gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya
tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa
dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa
matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam
lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini
akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti
Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara
pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada
orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan
mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari,
maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu.
Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah
bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan
yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama
dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet.
d. Teori Bintang Kembar
Teori
ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini,
galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak
sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak
mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang
tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak
itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet
yang mengelilinginya
e. Teori Big Bang
Berdasarkan
Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun
yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada
porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil
dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk
cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat
di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama
jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan
membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian
membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke
luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang
mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet,
termasuk planet bumi.
B. Bentuk dan Ukuran Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid),
sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan
buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi,
menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter
dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah 12.742 km,
atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan
sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota
Paris, Perancis.
Topografi
lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala
global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari
584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang
lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal
deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung
Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan
khatulistiwa, bagian bumi yang
terletak paling jauh dari titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo
di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari dalam Bumi. Tenaga
alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal
dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat
berbagai macam relief di muka Bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan
Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah,
bukit, danau, sungai, dan sebagainya. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan Bumi menjadi
tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief Bumi.
Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg.
Kandungan utamanya adalah besi(32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%),
magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium
(1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena
proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan utama
besi (88,8%), dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%), dan selebihnya kurang
dari 1% unsur langka.
Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan
bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum
yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides); klorin,
sulfur, dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya
kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur,
magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang
membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku
yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan,
Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida. Konstituen
lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.
Ukuran bumi dalam bentuk Tabel ciri Fisik Bumi sebagai berikut :
Jari-jari kutub
Keliling khatulistiwa
Massa jenis rata-rata
Kecepatan rotasi
|
6,371.0 km
6.378,1 km
6.356,8 km
0,0033528
510.072.000 km²
148.940.000 km² daratan (29,2 %)
361.132.000 km² perairan (70,8 %)
1,0832073×1012 km3
5,9736×1024 kg
5,5153 g/cm3
11,186 km/s
1674,4
km/jam
23,439281°
0,367
|
C.
Komposisi Bumi
Keadaan dalam bumi selama ini hanya
dikemukakan berdasarkan hipotesis-hipotesis. Penyelidikan tentang isi bumi
sebenarnya hanya meliputi daerah dengan kedalaman tidak lebih dari dalamnya
terowongan tempat pengeboran atau kedalaman sungai bawah tanah.
Ahli geokimia F. W. Clarke
memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan
paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides);
klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan
biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida
besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam,
yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan
beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai
jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida .
Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.
Salah seorang ahli yang yang pertama
kali mengemukakan pendapatnya tentang materi dan bentuk dalam bumi adalah
Plato. Menurutnya, bumi terdiri dari massa cair yang pijar dan dikelilingi oleh
lapisan batuan yang keras yang disebut kerak bumi. Massa cair yang pijar itu
berasal dari dalam bumi dan kadang-kadang ke luar mencapai permukaan bumi dalam
bentuk lava melalui pipa-pipa gunung api.
Namun, penyelidikan tentang gempa
bumi (seismologi) memberikan pandangan yang lain tentang keadaan dalam bumi.
Berdasarkan penyelidikan seismologi diketahui bahwa perambatan geolombang gempa
dipengaruhi oleh zat-zat penyusun bumi. Penyelidikan seismologi juga
membuktikan bahwa bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang dibatasi oleh lapisan
yang tidak bersambung (diskontinu).
D.
Bagian – bagian
Bumi
Bumi
merupakan planet urutan ke-tiga dari sembilan planet yang mengelilingi matahari
dan merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh mahluk hidup. Bumi
terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Jarak bumi dengan matahari
sekitar 150 juta km, dengan radius ± 6.370 km. Bumi memiliki 2 macam lapisan,
yaitu lapisan internal (dalam) dan lapisan eksternal (luar).
1.
Lapisan dalam merupakan lapisan pembentuk bumi.
2.
Lapisan luar merupakan lapisan yang melindungi bumi
dari meteor atau benda-benda luar angkasa lainnya.
a.
Lapisan Dalam Bumi
Planet bumi terdiri dari beberapa lapisan.
Mulai dari permukaan, ada empat lapisan utama; yaitu, kerak, mantel, inti luar,
dan inti dalam.
1.
Kerak Bumi (Crush)
Kerak Bumi adalah lapisan
terluar Bumi
yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra
dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai
ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar
20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt,
sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit,
yang tidak sepadat batuan basalt.
Kerak
Bumi dan sebagian mantel Bumi membentuk lapisan litosfer
dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Temperatur
kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak
menyentuh angka 200-400 oC. Kerak dan bagian mantel yang relatif
padat membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer,
litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik
yang bergerak. Temperatur meningkat 30 oC setiap km, namun gradien
panas Bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.
Unsur-unsur kimia
utama pembentuk kerak Bumi adalah: Oksigen
(O) (46,6%), Silikon
(Si) (27,7%), Aluminium
(Al) (8,1%), Besi
(Fe) (5,0%), Kalsium
(Ca) (3,6%), Natrium
(Na) (2,8%), Kalium
(K) (2,6%), Magnesium
(Mg) (2,1%).
Para
ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan yang ada di bawah permukaan Bumi
berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap seismogram
yang direkam oleh stasiun pencatat gempa yang ada di seluruh dunia. Kerak Bumi purba sangat
tipis, dan mungkin mengalami proses daur ulang oleh lempengan tektonik yang
jauh lebih aktif dari saat ini dan dihancurkan beberapa kali oleh tabrakan asteroid,
yang dulu sangat umum terjadi pada masa awal terbentuknya tata surya.
Usia tertua dari kerak samudra saat ini adalah 200 juta, namun kerak benua
memiliki lapisan yang jauh lebih tua. Lapisan kerak benua tertua yang diketahui
saat ini adalah berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane
di Barat Australia dan di Acasta Gneiss,
Kanada.
Pembentukan
kerak benua dihubungkan dengan periode orogeny intensif. Periode ini
berhubungan dengan pembentukan super benua seperti Rodinia,
Pangaea,
dan Gondwana.
2.
Mantel Bumi
Selubung
bumi atau yang biasa disebut mantel bumi merupakan lapisan yang menyelubungi
inti bumi dan merupakan bagian terbesar dari bagian bumi sekitar 83,2 % dari volume dan 67,8 % dari keseluruhan
massa bumi. Terdiri dari
material yang berfasa cair ,sering pula selubung bumi disebut sebagai lapisan
astenosfer. Pada lapisan ini tempat terjadinya pergerakan-pergerakan
lempeng-lempeng yang disebabkan oleh gaya konveksi atau energi dari panas bumi.
Pergerakan tersebut sangat
mempengaruhi bentuk muka bumi.
Mantel adalah bagian dari planet kebumian
atau benda langit lain yang cukup besar sehingga mampu mengalami diferensiasi
berdasarkan kepadatan. Seperti planet kebumian lain, bagian dalam Bumi
secara kimiawi terbagi menjadi lapisan-lapisan. Mantel adalah lapisan yang
berada di antara kerak
dan inti luar. Mantel Bumi merupakan
lapisan berbatu dengan kedalaman sekitar 2.900 km
(1,800 mil) yang meliputi 84% volume Bumi. Mantel atas Bumi dapat dibagi
menjadi dua: astenosfer
dalam yang terdiri dari bebatuan yang mengalir dengan kedalaman sekitar 200 km
dan bagian paling bawah litosfer
yang terdiri dari bebatuan keras dengan kedalaman antara 50 hingga 120 km. Di beberapa tempat di
bawah samudra mantel terpapar dengan permukaan Bumi
3.
Inti Luar
Inti luar Bumi
adalah lapisan cair dengan ketebalan sekitar 2,266 km (1,408 mil),
terdiri dari besi
dan nikel
yang terletak di atas inti dalam
dan di bawah mantel. Batas luarnya
berada sekitar 2,266 km (1,408 mil) di bawah permukaan Bumi.Suhu inti
luar berkisar dari 4,300 K (4,030 °C; 7,280 °F) di bagian luar
hingga 6,000 K (5,730 °C; 10,340 °F) di dekat inti dalam.
Karena suhunya yang tinggi, inti luar Bumi bentuknya berupa fluida
dengan tingkat viskositas
yang rendah (sekitar 10 kali lebih rendah dari viskositas logam cair di
permukaan Bumi). Arus Eddy
yang terdapat di fluida besi nikel pada inti luar diyakini telah memengaruhi medan magnet Bumi.
Kekuatan medan magnet rata-rata di dalam inti luar adalah sekitar 2,5
militesla, 50 kali lebih kuat dari medan magnet di permukaan. Sulfur
dan oksigen
diketahui juga terdapat di inti luar.
4.
Inti Dalam
Inti dalam Bumi
adalah bagian paling dalam, yang berbentuk bola padat
dengan jari-jari sekitar 1.220 km, menurut studi seismologi.
Panjang jari-jari inti dalam Bumi ini sekitar 70% dari jari-jari bulan.
Diyakini bahwa inti dalam Bumi terdiri dari campuran
besi
- nikel,
dan suhu pada inti dalam Bumi diperkirakan sama dengan suhu permukaan Matahari,
sekitar 5.700 Kelvin
(5.430 ° C).
b. Lapisan Luar Bumi
Atmosfer
berasal dari bahasa Yunani "Atmos“ yang
berarti uap air atau gas dan"Sphaira“ yang
berarti selimut. Jadi Atmosfer dapat
diartikan sebagi lapisan gas yang menyelimuti sebuahplanet,
termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar
angkasa dengan ketebalan
kurang lebih 1.000 km dari permukaan bumi dan bermassa
59 x 1014 ton . Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian
0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas
permukaan bumi.Atmosper mengikuti peputaran bumi(rotasi) dan berevolusi
mengelilingi matahari.
Pengukuran lapisan atmosfer antara
permukaan bumi di ketinggian 30 km menggunakan radiosonde. Untuk
lapisan atmosfer antara ketinggian 30 km dan 90 km pengukuran dilakukan dengan
menggunakan roket, sedangkan di atas ketinggian 90 km menggunakan
satelit. Meteorologi adalah
ilmu yang mempelajari atmosfer yang menekankan pada lapisan udara yang
menyelubungi bumi. Beberapa hal pokok yang dipelajari dalam meteorologi di
antaranya adalah angin,
awan,
cuaca, guntur, gejala cahaya, endapan air di udara, serta suhu dan tekanan
udara.
Menurut ahli geologi, pada mulanya
atmosfer bumi mengandum CO2(karbon dioksida) berkadar tinggi, maka temperatur
permukaan bumi juga tinggi. Pada waktu itu oksigen(O2) belum terbentuk sehingga
belum ada lapisan ozon di stratosfer, karena itu sinar ultra violet dari
matahari yang sampai ke permukaan bumi dengan intensitas radiasi yang
sangat kuat. Kondisi ini tidak mungkin adanya kehidupan, kecuali munkin ada
kehidupan pada perairan yang dalam sehingga terhindar dari sinar ultra
violet. Sekitar
3,5 miliyar tahun yang lalu mulai adanya evolusi makhluk hidup
yang berklorofil yang memungkinkan proses fotositensis. Karena fotositensis
memerlukan CO2 maka kadar CO2 di atmosfer menjadi berkurang dan
sebaliknya kadar O2 meningkat. Melalui proses itu terbentuklah lapisan
ozon(O3).
·
Oksigen (O2) sangat penting bagi kehidupan, yaitu
untuk mengubah zat makanan menjadi energi hidup. Oksigen dapat bergabung dengan
unsur kimia lain, seperti karbon yang terdapat pada arang, minyak, kayu, atau
bahan bakar lainnya yang di butuhkan untuk pembakaran. Oksigen berasal dari
hasil proses fotosintesis pada tumbuhan
·
Karbon dioksida (CO2) dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar, pernafasan manusia dan hewan, kemudian di butuhkan oleh tanaman. Karbon
dioksida menyebatkan efek rumah kaca terhadap radiasi gelombang pendek
dan menyerap radiasi gelombang panjang. Dengan demikian kenaikan konsentrasi
CO2 di dalam atmosfer akan menyebatkan kenaikan suhu permukaan bumi.
·
Nitrogen (N2) terdapat di udara dalam jumlah paling
banyak, yaitu meliputi 78 bagian. Nitrogen tidak langsung bergabung dengan
unsur lain, tetapi pada hakekatnya unsur ini adalah penting karena nitrogen
merupakan bagian dari senyawa organik.
·
Neon (Ne), argon (Ar), xenon (Xe), dan kripton (Kr)
disebut gas mulia, karena tidak mudah bergabung dengan unsur lain.
·
Helium (He) dan hidrogen (H2) sangat jarang di
udara kecuali pada paras yang tinggi. Gas ini adalah yang paling ringan
dan sering dipakai untuk mengisi balon meterologi.
·
Ozon (O3) adalah gas yang sangat aktif dan merupakan
bentuk lain dari oksigen. Gas ini terdapat terutama pada ketinggian antara 20
dan 30 km. Ozon dapat menyerap radiasi ultra violet yang menpunya energi besar
dan berbahaya bagi tubuh manusia.
·
Uap air (H2O) yang terdapat di atmosfer sebagai hasil
penguapan dari laut, danau, kolam, sungai, dan transpirasi tanaman. Uap air
sangat penting dalam proses cuaca atau iklim, karena dapar berubah fase.
Adapun lapisan – lapisan atmosfer, yakni :
1.
Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah
dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 10km di atas permukaan
bumi. Tebal lapisan troposfer rata-rata ± 10 km. Di daerah
khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar 16 km dengan
temperatur rata-rata 80°C. Di daerah sedang ketinggian lapisan troposfer
sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C, sedangkan di daerah kutub
ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur rata-rata 46°C. Pada lapisan
ini tinggi rendahnya suatu tempat di permukaan Bumi berpengaruh terhadap suhu
udaranya. Hal ini mengikuti hukum gradien geothermis, yaitu semakin tinggi
(tiap kenaikan 1.000 meter) suatu tempat di permukaan Bumi, temperatur udaranya
akan turun rata-rata sekitar 6°C di daerah sekitar khatulistiwa.
2.
Stratosfer
Lapisan ke 2
atmosfer adalah lapisan stratosfer. Stratosfer terletak pada ketinggian
antara 10 - 40 km dari permukaan bumi. Suhu di lapisan stratosfer yang
paling bawah (lapisan isotermis) relatif stabil dan sangat dingin
yaitu - 70oF atau sekitar - 57oC. Di
lapisan ini tidak berlaku hukum gradien geothermis karena semakin tinggi posisi
di tempat ini, suhu akan semakin naik. Hal ini disebabkan kandungan uap
air hampir tidak ada dan adanya lapisan ozon. Pada lapisan ini angin
yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat
terbangnya pesawat yang menggunakan mesin jet. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari gangguan cuaca. Pada ketinggian sekitar 40 km Suhu pada
lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC.
3.
Mesosfer
Lapisan ketiga dari atmosfer adalah
mesosfer. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 40 - 70 km dari
permukaan bumi. Susunan tidak sama seperti stratosfer. Kepadatan gas-gasnya
sudah agak berkurang. Mesosfer mempunyai suatu lapisan ion atau udara yang
bermuatan listrik yang disebut lapisan D yang terletak pada ke tinggian 50-70
km di atas bumi. Hal ini di sebabkan oleh adanya sinar ultra violet pada
molokul-molokul udara yang bertemu dengan elektron atau muatan listrik negatif.
Ozon juga terdapat di mesosfer, yang terjadi kerena pengaruh ultra violet dan
sinar-X pada oksigen.
Pada ketinggian 50 km suhu
menjadi 0°C. Suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, sampai
menjadi sekitar - 143oC di dekat bagian atas dari
lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini
memungkinkan terjadi awannoctilucent, yang terbentuk dari kristal
es. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi
dari jatuhan meteor atau benda-benda luar angkasa lainnya. Lapisan mesosfer
terdapat lapisanmesopause yang merupakan lapisan peralihan antara
mesosfer dan termosfer.
4.
Termosfer
Termosfer terletak pada ketinggian
antara 70-400 km di permukaan bumi. Dinamai termosfer karena terjadi
kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Sedangkan
mengapa dinamai inosfer? Karena radiasi ultra violet menyebabkan
reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik. Lapisan ini
mengandung ozon dan karbon dioksiad. Kepadatan termosfer sangat rendah, kurang
dari seperjuta kepadatan udara pada permukaan bumi. Namun, meskipun tipis,
udara di termosfer dapat membakar meteor pada ketinggian 300 km, jika sangat
besar dan tidak habis dilapisan udara ionosfer ini maka akan jatuh sampai
kepermukaan Bumi yang disebut Meteorit.
5.
Eksosfer
Eksosfer terletak pada ketinggian
antara 400 km atau lebih dari permukaan bumi. Lapisan atmosfer ini yang
merupakan batas terluar membentang ke dalam angkasa dan menyatu dengan atmosfer
dan radiasi matahari. Gas di daerah ini amat sangat tipis. Hidrogen merupakan
unsur penyusun paling utama. Cahaya redup muncul di daerah lapisan ini. Dikenal
sebagai cahaya zodiakal dan gegenschein, cahaya
redup ini sebenarnya adalah refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh
partikel debu meteoritik yang tak terhitung jumlah nya dan bergelantung di
dekat bumi. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat
meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi.
Lapisan ini sering disebut pula
dengan ruang antar planet dan geostasioner.
Lapisan ini sangat berbahaya, karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor
dari angkasa luar.
DAFTAR PUSTAKA
MEGA88: the Best Online Casino - Xn Games
BalasHapusXn games are the best casino online. We've ranked the best real 메리트 카지노 주소 money online casino games, with everything you need septcasino to know to claim your 제왕카지노 top welcome bonus!